menu

. .
. . .

Total Tayangan Halaman

Kamis, 18 Juni 2015

MEMERANGI WALI BERARTI MENANTANG PERANG KEPADA ALLAH SWT

 

 Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
عَنْ أَبِـيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّـهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «إِنَّ اللهَ تَعَالَـى قَالَ : مَنْ عَادَى لِـيْ وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْـحَرْبِ ، وَمَا تَقَرَّبَ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَـيَّ مِمَّـا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَـيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِيْ يَبْطِشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِيْ يَمْشِيْ بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِيْ لَأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِـيْ لَأُعِيْذَنَّهُ».

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla berfirman, ’Barangsiapa memusuhi wali-Ku, sungguh Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, Aku pasti memberinya. Dan jika ia meminta perlindungan kepadaku, Aku pasti melindunginya.

 Kelengkapan hadits ini adalah:
وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِيْ عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ

Aku tidak pernah ragu-ragu terhadap sesuatu yang Aku kerjakan seperti keragu-raguan-Ku tentang pencabutan nyawa orang mukmin. Ia benci kematian dan Aku tidak suka menyusahkannya.

TAKHRIJ HADITS
Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh Imam Bukhâri, no. 6502; Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyâ' , I/34, no. 1; al-Baihaqi dalam as-Sunanul Kubra, III/346; X/219 dan al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, no. 1248, dan lainnya

Saudaraku fillaah !
Jadi jelas orang yang memusuhi wali / kekasih Allah, berarti dia telah menantang perang kepada Allah SWT.
Wali yang dimaksud disini adalah seorang mukmin .
Sebagaimana firman Allah dalam Al qur'an :
" ALLAAHU WALIYYULLADZIINA AAMANUU YUKHRIJUHUM MINAD DZULUMAATI ILAN NUURI "
* Allah pelindung /walinya orang-orang yang beriman ,dia mengeluarkan mereka dari kegelapan ( kekafiran ) kepada cahaya ( iman ). * ( QS. Al baqarah : 257 ).
Cintailah mereka dan beradalah disekitar mereka, karena orang-orang yang benar-benar mencintai akan bersama-sama dengan kekasih mereka di akhirat.
" AL MAR U MA'A MAN AHABBA "
( Orang itu akan bersama dengan yang dicintainya )
Tanda dari cinta ini adalah bersahabat dengan mereka , ingin mendengar kata-katanya dan dengan penglihatan dan kata-kata mereka merasa rindu kepada Allah SWT.
Allah berfirman kepada Nabi SAW : " AKU merasakan kerinduan hamba-hamba yang beriman, beramal saleh, hamba-hamba sejati, kepadaku , dan AKU sangat rindu kepada mereka " ( lihat kitab Sirr Al -Asrar ).
Saudaraku fillaah !
Semoga kajian hadits yang singkat ini ada manfa'atnya khusus bagi saya pribadi umum kepada semuanya !
Jadi pada intinya kita harus mencintai wali Allah dan jangan sekali-kali memusuhinya.
Karena kalau kita memusuhi mereka maka siap-siaplah pernyataan perang dari Allah SWT.

Allah telah berfirman: “Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al- Hajj: 32)
“Dan barang siapa mengagungkan apa yang terhormat di sisi Allah, maka itu lebih baik di sisi Tuhannya.” (QS. Al-Hajj: 30) “Dan berendah hatilah engkau terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Hijr: 88)
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh, mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. “ (QS. Al-Ahzab: 58)
Terdapat sebuat hadits dalam Shahih Bukhari, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Saw, bahwasanya Allah berfirman: “Siapa yang memusuhi kekasih-Ku, maka Aku menyatakan perang kepadanya.”
Khatib al-Baghdadi meriwayatkan dari Imam Syafi’i dan Imam Abu Hanifah, keduanya berkata: “Jika para fukaha bukan kekasih Allah, maka bagi Allah tidak ada seorang kekasih.” Dalam ucapan Imam Syafi’i disebutkan bahwa ulama adalah orang-orang yang mengamalkan.
Dari Ibnu Abbas Radiyallahu anhuma: “Barang siapa menyakiti seorang fakih maka sungguh dia telah menyakiti Rasulullah, dan barang siapa menyakiti Rasulullah maka sungguh dia telah menyakiti Allah Swt.”
Imam al-Hafidz Abu Qasim bin Asakir berkata: “Ketahuilah saudaraku, semoga Allah memberikan taufik-Nya kepadaku dan jagalah keridhaan-Nya. Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang yang takut kepada-Nya dan bertakwa dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya daging ulama adalah beracun dan murka Allah untuk yang merendahkannya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar