Kemunafikan memiliki banyak tanda selain tiga yang disebutkan Rasulullah SAW di atas. Di antara tanda-tanda tersebut adalah:
Pertama, orang-orang munafik memiliki sifat gemar merusak, bukan membangun; mengacaukan, bukan memperbaiki; mengganggu, bukan menkondisikan kebaikan. Allah SWT berfirman: "Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Janganlah berbuat kerusakan di bumi!" Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan." Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari." (QS. Al-Baqarah: 11-12).
Kedua, orang munafik memiliki kebiasaan dan perangai menuduh, menghina dan menjelek-jelekkan . Allah SWT berfirman: "Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman!" Mereka menjawab, Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman?" Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu." (QS. Al-Baqarah: 13).
Ketiga, orang munafik berpura-pura berperilaku layaknya orang yang YANG BERPERILAKU BAIK , tetapi dengan visi dan misi keburukan. Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ingin dipuji di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali." (QS. An-Nisa': 142).
Keempat, orang munafik selalu berusaha menghalangi orang lain dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWT dengan cara dan tipu daya apa pun (QS. An-Nisa': 61).
Kelima, orang-orang munafik memiliki visi yang berbeda dengan orang beriman, yaitu menyuruh kemungkaran dan mencegah yang makruf (QS. At-Taubah: 67).
Mudahnya mengidentifikasi kemunafikan dalam dunia ide, tidak semudah mengidentifikasikannya dalam kehidupan, sehingga setiap jiwa harus berhati-hati dengan sikap tersebut, terlebih jika memengaruhi kepribadian jiwa seseorang. Seorang yang berakal harus mendayafungsikan akal dan mengikuti kata hatinya, sehingga ia berjalan di atas cahaya Allah SWT. Wallahu a'lam
Pertama, orang-orang munafik memiliki sifat gemar merusak, bukan membangun; mengacaukan, bukan memperbaiki; mengganggu, bukan menkondisikan kebaikan. Allah SWT berfirman: "Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Janganlah berbuat kerusakan di bumi!" Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan." Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari." (QS. Al-Baqarah: 11-12).
Kedua, orang munafik memiliki kebiasaan dan perangai menuduh, menghina dan menjelek-jelekkan . Allah SWT berfirman: "Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman!" Mereka menjawab, Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman?" Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu." (QS. Al-Baqarah: 13).
Ketiga, orang munafik berpura-pura berperilaku layaknya orang yang YANG BERPERILAKU BAIK , tetapi dengan visi dan misi keburukan. Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ingin dipuji di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali." (QS. An-Nisa': 142).
Keempat, orang munafik selalu berusaha menghalangi orang lain dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWT dengan cara dan tipu daya apa pun (QS. An-Nisa': 61).
Kelima, orang-orang munafik memiliki visi yang berbeda dengan orang beriman, yaitu menyuruh kemungkaran dan mencegah yang makruf (QS. At-Taubah: 67).
Mudahnya mengidentifikasi kemunafikan dalam dunia ide, tidak semudah mengidentifikasikannya dalam kehidupan, sehingga setiap jiwa harus berhati-hati dengan sikap tersebut, terlebih jika memengaruhi kepribadian jiwa seseorang. Seorang yang berakal harus mendayafungsikan akal dan mengikuti kata hatinya, sehingga ia berjalan di atas cahaya Allah SWT. Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar